Jakarta, Ginjal yang berfungsi menyaring darah kotor
bisa mengalami kerusakan jika dipaksa bekerja secara intensif terus
menerus. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu kondisi
yang dikatakan oleh dokter patut diwaspadai karena bisa memicu kerusakan
tersebut.
dr Ginova Nainggolan, SpPD, KGH, dari Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan masih sedikit masyarakat yang
menyadarinya. Terlebih kerusakan ginjal akibat hipertensi terjadi
perlahan dan tidak menunjukkan gejala khusus sehingga sulit untuk
dideteksi.
Baca juga: Minum Obat Hipertensi Akan Merusak Ginjal?
"Kerusakan
ginjal pada tahap dini biasanya tidak ada keluhan yang khas. Gejala
paling tidak enak badan tapi tidak ada kan yang kalau badannya lemas dia
bilang 'barangkali saya sakit ginjal', paling bilangnya kecapaian,"
ujar dr Ginova dalam acara diskusi di Plaza Central, Sudirman, Jakarta
Selatan, seperti ditulis pada Jumat (27/2/2015).
Hipertensi
dikatakan oleh dr Ginova biasanya membutuhkan waktu sampai 10 tahun
untuk membuat kerusakan pada ginjal yang jika tidak disadari dan
ditangani maka besar kemungkinan ginjal mengalami kegagalan. Pasien yang
alami gagal ginjal hanya punya dua pilihan, seumur hidupnya melakukan
cuci darah atau transplantasi ginjal baru.
dr Ginova mengatakan
selain hipertensi penyakit diabetes juga perlu diwaspadai sebagai
penyebab gagal ginjal. Jika seseorang memiliki kondisi hipertensi dan
diabetes dalam waktu yang lama maka risiko ginjal alami kegagalan juga
semakin besar.
Cara paling efektif untuk mencegah gagal ginjal
tersebut adalah dengan melakukan kontrol. Bagi para pasien hipertensi
yang sering kambuh bertahun-tahun disarankan oleh dr Ginova untuk
sesekali mengecek kondisi ginjalnya.
"Hendaknya pasien hipertensi
maupun diabetes ini dicek ginjalnya. Jadi jangan cuma obati
hipertensinya saja, jangan obati hanya gula darahnya saja. Kalau dia
hipertensi bertahun-tahun tolong dicek juga kesehatan ginjalnya," tutup
dr Ginova.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar