Kamis, 28 Januari 2016

Jahe, Tanaman Berkhasiat Obat yang Kaya Manfaat

Jakarta, Siapa tak kenal jahe? Tanaman satu ini sudah dikenal sebagai salah satu rempah-rempah asli Indonesia yang kaya manfaat. Selain daunnya digunakan sebagai bumbu masakan, akarnya juga berkhasiat meredakan banyak gejala penyakit.

"Jahe sendiri bermanfaat untuk kesehatan, dalam hal promotif dan preventif. Sejak zaman dahulu, jahe digunakan untuk menghangatkan badan sekaligus memiliki sifat anti-inflamasi," tutur Dr Raymond R Tjandrawinata, Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) kepada detikHealth baru-baru ini .

Baca juga: Tenggorokan Sakit Saat Sedang Puasa? Coba Redakan dengan Cara Berikut

Sejarah menyebut tanaman dengan nama latin Zingiber officinale ini berasal dari Asia Tenggara. Namun peredarannya sudah mendunia sejak 5.000 tahun yang lalu dan ditemukan juga di China, India dan Semenanjung Arab, kepulauan Karibia hingga Afrika.

Bangsa Romawi Kuno diketahui memiliki ketertarikan khusus terhadap jahe. Jahe digunakan untuk segala keperluan, mulai dari bumbu masakan, bahan pembuat minuman, pengobatan luka hingga sebagai campuran dalam air bak mandi.

Penggunaan jahe sendiri berbeda-beda tergantung kebudayaan. Di Eropa dan India, sensasi pedas yang ditimbulkan membuat daun jahe digunakan sebagai bahan minuman dan bumbu masakan.

Sementara di Indonesia, akar dan rimpang jahe yang banyak digunakan untuk pengobatan. Mulai dari ditumbuk, dijadikan teh, hingga dioleskan untuk penyembuhan, penggunaan akar jahe sangat kental di masyarakat.

Kali ini, topik hangat detikHealth akan membahas tentang jahe dan manfaatnya bagi kesehatan. Simak terus artikelnya ya.

Dari Segi Medis, Ini Lho Aneka Sebab Mata Sering Kedutan

Jakarta, Kedutan pada mata atau blefarospasme memang disebutkan oleh dokter tak membahayakan, namun tetap saja kondisi ini dirasakan cukup mengganggu. Nah, apa sih yang menyebabkan kondisi ini bisa terjadi?

"Penyebab terjadinya blefarospasme belum diketahui dengan pasti, namun bisa karena gangguan pada mata misalnya mata lelah, mata kering (dry eyes), atau blefaritis (peradangan pada kelopak mata)," ujar dokter spesialis mata di Jakarta Eye Center Kedoya, dr Florence M. Manurung, SpM kepada detikHealth, Jumat (29/1/2016).

Selain gangguan pada mata, dr Florence menjelaskan bahwa gangguan saraf juga bisa menyebabkan mata mengalami kedutan. Misalnya karena trauma otak, penyakit Parkinson, atau Cerebral Palsy.

Baca juga: 'Blefarospasme', Ketika Mata Berkedut Tanpa Disadari dan Cukup Mengganggu

"Ingat, gangguan psikis juga bisa membuat seseorang berisiko mengalami blefarospasme. Misalnya saja orang tersebut sedang cemas, stres, atau lelah secara fisik," imbuhnya.

Senada dengan dr Florence, dr Gitalisa Andayani, SpM(K) dari RS Cipto Mangunkusumo Kirana menjelaskan bahwa biasanya kedutan pada mata terjadi akibat gangguan pada saraf fasialis.  

"Bisa jadi ini dipicu oleh gangguan lain pada saraf fasialis, misalnya bisa karena radang, stres atau kelelahan," imbuh dr Gitalisa.

Seperti dikutip dari situs National Eye Institute (NEI), blefarospasme dikaitkan dengan fungsi abnormal dari ganglion basal yang belum diketahui pasti penyebabnya. Ganglion basal adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan otot-otot. Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor keturunan mungkin memainkan peran dalam pengembangan blefarospasme.