Jakarta, Siapa tak kenal jahe? Tanaman satu ini sudah
dikenal sebagai salah satu rempah-rempah asli Indonesia yang kaya
manfaat. Selain daunnya digunakan sebagai bumbu masakan, akarnya juga
berkhasiat meredakan banyak gejala penyakit.
"Jahe sendiri
bermanfaat untuk kesehatan, dalam hal promotif dan preventif. Sejak
zaman dahulu, jahe digunakan untuk menghangatkan badan sekaligus
memiliki sifat anti-inflamasi," tutur Dr Raymond R Tjandrawinata,
Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS)
kepada detikHealth baru-baru ini .
Baca juga: Tenggorokan Sakit Saat Sedang Puasa? Coba Redakan dengan Cara Berikut
Sejarah menyebut tanaman dengan nama latin Zingiber officinale
ini berasal dari Asia Tenggara. Namun peredarannya sudah mendunia sejak
5.000 tahun yang lalu dan ditemukan juga di China, India dan
Semenanjung Arab, kepulauan Karibia hingga Afrika.
Bangsa Romawi
Kuno diketahui memiliki ketertarikan khusus terhadap jahe. Jahe
digunakan untuk segala keperluan, mulai dari bumbu masakan, bahan
pembuat minuman, pengobatan luka hingga sebagai campuran dalam air bak
mandi.
Penggunaan jahe sendiri berbeda-beda tergantung
kebudayaan. Di Eropa dan India, sensasi pedas yang ditimbulkan membuat
daun jahe digunakan sebagai bahan minuman dan bumbu masakan.
Sementara
di Indonesia, akar dan rimpang jahe yang banyak digunakan untuk
pengobatan. Mulai dari ditumbuk, dijadikan teh, hingga dioleskan untuk
penyembuhan, penggunaan akar jahe sangat kental di masyarakat.
Kali ini, topik hangat detikHealth akan membahas tentang jahe dan manfaatnya bagi kesehatan. Simak terus artikelnya ya.
Kamis, 28 Januari 2016
Dari Segi Medis, Ini Lho Aneka Sebab Mata Sering Kedutan
Jakarta, Kedutan pada mata atau blefarospasme memang
disebutkan oleh dokter tak membahayakan, namun tetap saja kondisi ini
dirasakan cukup mengganggu. Nah, apa sih yang menyebabkan kondisi ini
bisa terjadi?
"Penyebab terjadinya blefarospasme belum diketahui dengan pasti, namun bisa karena gangguan pada mata misalnya mata lelah, mata kering (dry eyes), atau blefaritis (peradangan pada kelopak mata)," ujar dokter spesialis mata di Jakarta Eye Center Kedoya, dr Florence M. Manurung, SpM kepada detikHealth, Jumat (29/1/2016).
Selain gangguan pada mata, dr Florence menjelaskan bahwa gangguan saraf juga bisa menyebabkan mata mengalami kedutan. Misalnya karena trauma otak, penyakit Parkinson, atau Cerebral Palsy.
Baca juga: 'Blefarospasme', Ketika Mata Berkedut Tanpa Disadari dan Cukup Mengganggu
"Ingat, gangguan psikis juga bisa membuat seseorang berisiko mengalami blefarospasme. Misalnya saja orang tersebut sedang cemas, stres, atau lelah secara fisik," imbuhnya.
Senada dengan dr Florence, dr Gitalisa Andayani, SpM(K) dari RS Cipto Mangunkusumo Kirana menjelaskan bahwa biasanya kedutan pada mata terjadi akibat gangguan pada saraf fasialis.
"Bisa jadi ini dipicu oleh gangguan lain pada saraf fasialis, misalnya bisa karena radang, stres atau kelelahan," imbuh dr Gitalisa.
Seperti dikutip dari situs National Eye Institute (NEI), blefarospasme dikaitkan dengan fungsi abnormal dari ganglion basal yang belum diketahui pasti penyebabnya. Ganglion basal adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan otot-otot. Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor keturunan mungkin memainkan peran dalam pengembangan blefarospasme.
"Penyebab terjadinya blefarospasme belum diketahui dengan pasti, namun bisa karena gangguan pada mata misalnya mata lelah, mata kering (dry eyes), atau blefaritis (peradangan pada kelopak mata)," ujar dokter spesialis mata di Jakarta Eye Center Kedoya, dr Florence M. Manurung, SpM kepada detikHealth, Jumat (29/1/2016).
Selain gangguan pada mata, dr Florence menjelaskan bahwa gangguan saraf juga bisa menyebabkan mata mengalami kedutan. Misalnya karena trauma otak, penyakit Parkinson, atau Cerebral Palsy.
Baca juga: 'Blefarospasme', Ketika Mata Berkedut Tanpa Disadari dan Cukup Mengganggu
"Ingat, gangguan psikis juga bisa membuat seseorang berisiko mengalami blefarospasme. Misalnya saja orang tersebut sedang cemas, stres, atau lelah secara fisik," imbuhnya.
Senada dengan dr Florence, dr Gitalisa Andayani, SpM(K) dari RS Cipto Mangunkusumo Kirana menjelaskan bahwa biasanya kedutan pada mata terjadi akibat gangguan pada saraf fasialis.
"Bisa jadi ini dipicu oleh gangguan lain pada saraf fasialis, misalnya bisa karena radang, stres atau kelelahan," imbuh dr Gitalisa.
Seperti dikutip dari situs National Eye Institute (NEI), blefarospasme dikaitkan dengan fungsi abnormal dari ganglion basal yang belum diketahui pasti penyebabnya. Ganglion basal adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan otot-otot. Dalam kasus yang jarang terjadi, faktor keturunan mungkin memainkan peran dalam pengembangan blefarospasme.
Langganan:
Postingan (Atom)